Monday, December 11, 2006

Everybody's Free (to wear sunscreen)

Baz Luhrmann

Ladies and Gentlemen of the class of ’97... wear sunscreen.

If I could offer you only one tip for the future, sunscreen would be it.

The long term benefits of sunscreen have been proved by scientists; whereas the rest of my advice has no basis more reliable than my own meandering experience.

I will dispense this advice.

Enjoy the power and beauty of your youth. Never mind. You will not understand the power and beauty of your youth until they have faded. But trust me, in 20 years you’ll look back at photos of yourself and recall in a way you can’t grasp now how much possibility lay before you and how fabulous you really looked.

You are NOT as fat as you imagine.

Don’t worry about the future; or worry, but know that worrying is as effective as trying to solve an algebra equation by chewing bubblegum. The real troubles in your life are apt to be things that never crossed your worried mind; the kind that blindside you at 4pm on some idle Tuesday.

Do one thing every day that scares you.

Sing.

Don’t be reckless with other people’s hearts, don’t put up with people who are reckless with yours.

Floss.

Don’t waste your time on jealousy; sometimes you’re ahead, sometimes you’re behind. The race is long, and in the end, it’s only with yourself.

Remember compliments you receive, forget the insults; if you succeed in doing this, tell me how.

Keep your old love letters, throw away your old bank statements.

Stretch.

Don’t feel guilty if you don’t know what you want to do with your life. The most interesting people I know didn’t know at 22 what they wanted to do with their lives, some of the most interesting 40 year olds I know still don’t.

Get plenty of calcium.

Be kind to your knees, you’ll miss them when they’re gone.

Maybe you’ll marry, maybe you won’t, maybe you’ll have children, maybe you won’t, maybe you’ll divorce at 40, maybe you’ll dance the funky chicken on your 75th wedding anniversary. Whatever you do, don’t congratulate yourself too much or berate yourself, either. Your choices are half chance, so are everybody else’s. Enjoy your body, use it every way you can. Don’t be afraid of it, or what other people think of it, it’s the greatest instrument you’ll ever own.

Dance.

Even if you have nowhere to do it but in your own living room.

Read the directions, even if you don’t follow them.

Do NOT read beauty magazines, they will only make you feel ugly.

Get to know your parents, you never know when they’ll be gone for good.

Be nice to your siblings; they are your best link to your past and the people most likely to stick with you in the future.

Understand that friends come and go, but for the precious few you should hold on. Work hard to bridge the gaps in geography in lifestyle because the older you get, the more you need the people you knew when you were young.

Live in New York City once, but leave before it makes you hard; live in Northern California once, but leave before it makes you soft.

Travel.

Accept certain inalienable truths, prices will rise, politicians will philander, you too will get old, and when you do you’ll fantasize that when you were young prices were reasonable, politicians were noble and children respected their elders.

Respect your elders.

Don’t expect anyone else to support you. Maybe you have a trust fund, maybe you'll have a wealthy spouse; but you never know when either one might run out.

Don’t mess too much with your hair, or by the time you're 40, it will look 85.

Be careful whose advice you buy, but, be patient with those who supply it. Advice is a form of nostalgia, dispensing it is a way of fishing the past from the disposal, wiping it off, painting over the ugly parts and recycling it for more than it’s worth.

But trust me on the sunscreen.


Text comes from a column from Mary Schmich, who wrote it for the Chicago Tribune. Over the internet Baz Luhrman got attention of it. He's the director of "Romeo and Juliet" and "Strictly Ballroom". Baz set the text to music together with the actor Lee Perry (vocals).

*speech yang menyenangkan hati, keren, kocak, lucu, dan indah (kata beberapa orang di klabaca). gw senang membagikan ini kepada banyak orang. semoga yang baca juga merasa senang kayak gw.... :D

Wednesday, May 31, 2006

Late at dawn...

Oh God.
I'm so tired and exhausted tonight.
And now i's so furious. Coz the internet connection is getting slower and slower.
Damn it!

Friday, May 05, 2006

Penyanyi Operah Jalanan

Kemaren, seperti biasa gw pulang malem2. Trus, berhubung udah lewat jam 9 malem maka udah ga ada becak lagi yang mangkal di ujung jalan sukahepi. Ya udah, jalan kaki lagi deh.

Seperti malam2 yang lainnya, jalan sukahepi kali ini juga lumayan sepi. Hati kecil berkata, "Mari kita berkaraoke!" Hehehehe.... Maka mulailah diriku yang bersuara sempit dan pas2an ini bersenandung mengikuti lagu2 yang terdengar di kuping melalui MP3 Player murahan punya gw. Sebenernya sih dari tadi juga udah bersenandung, tapi sekarang volumenya agak digedein. Berhubung yang didengerin adalah sontreknya Moulin Rouge, maka yang terbayang di mata adalah Ewan McGreggor yang sedang nyanyi dengan mulutnya terbuka lebar selebar-lebarnya. Lalu tanpa sadar, gw juga ngikutin gayanya Mas Ewan. Bener2 serasa jadi penyanyi operah. Ketika lagu nyaris berakhir, dengan mulut yang sedang terbuka lebar2, bersuara "Aaaaaaa....." dan tangan mengembang ke atas, mata gw bersibobrok dengan mata seorang cowok. Mata sang cowok mengandung keheranan yang amat sangat. Wakwau! Sang artis gadungan tertangkap basah dengan pose lengkap yang kurang pada tempatnya nih. Haiyaaaa....! Maluuuu.... Dengan segera, gw berusaha mengubah pose penyanyi operah menjadi pose orang yang sedang jalan biasa2 aja. Jelas ga berhasil dong! Lha wong tadi udah bersuara dengan sedemikian kerasnya kok..... *sigh*

Sekarang gw jadi mikir, "Kok, mas-mas itu malah ngliatin ya? Apa dia terpesona dengan suaraku? Harusnya dia tepuk tangan dong. Harusnya dia berkata "Bravo! Bravo!" Harusnya dia berkata "I want more! I want more!" Gitu..."

Ya oloh....(sekali narsis ya pasti tetep narsis)

Monday, April 17, 2006

Halo, Apa kabar?

Ada banyak banget ungkapan yang kita pake buat nyapa orang. Mulai dari standar, seperti hai, halo, apa kabar?, selamat pagi/siang/sore/malam sampai ke ungkapan yang aneh-aneh.

Dulu ada temen gw yang suka menemukan kata yang aneh-aneh dan ga lazim serta ga jelas pula artinya. Begini kalo dia menyapa, "Zozial?" atau "Zozibreng!" sambil melambaikan tangan. Awal-awalnya semua orang yang disapa begitu langsung mengerutkan kening dan berkata, "Ha?" Lama-lama akhirnya kata itu malah kita pake buat mengganti hampir semua kata kerja. Jadinya gini, "Bert, zozial yuk!" atau "Eh, ada yang mau zozial ga? Nitip dong." Sungguh absurd. Tapi, herannya kami saling mengerti satu sama lain. Kami jadi seperti Smurf....

Lalu, ada lagi temen gw yang suka memberi nickname kepada siapa aja yang dijumpainya. Dia menyapa kami dengan, "Hai, Bert". Lalu, kami membalasnya, "Hai juga, Bert". Semua orang dipanggil Bert ama dia. Jadi, buat dia ada banyak Bert di dunia ini, tapi buat kami hanya ada dua yang bernama Bert, yang satu adalah tokoh Sesame Street, satu lagi ya dia itu.

Trus, duluuu pas masih kecil ada drama radio Saur Sepuh, yang tokoh2nya saling menyapa dengan "Campurasun" dan dijawab dengan "Rampes". Entah kenapa kalo mendengar dua kata itu sekarang yang kebayang di otak adalah 2 orang yang saling menyapa:
"Nasi Campur"
"Rames"
Dan ini masuk akal lho, karena nasi campur dan nasi rames itu sama.

Orang Surabaya, yang terkenal kasar kalo ngomong pake bahasa Jawa, kalo nyapa gini, " Hei, cuk! Jek urip ae arek iki!" dengan suara yang keras. Artinya kurang lebih: Hai, masih idup aja ni orang! Hehe... Tapi, tentu saja ga semua orang Surabaya ngomong itu kalo ketemu orang. Ga semua orang Surabaya sekasar itu kok . Lagian, biasanya itu cuma dipake ke sesama orang Surabaya dan yang temen deket.

Kemudian (bosen pake "Lalu" terus) ini ungkapan untuk menyapa yang terbaru dan teraneh yang gw denger:
"Hei! Pecah ndase!"
"Tambalen dhewe!"
Sumpah! Gw ga ngerti apa maksud sapaan itu. Soalnya itu kalo diartiin ke Bahasa Indonesia jadinya:
"Hei! Kepalanya pecah!"
"Tambal aja 'ndiri!"
Huh? (:

Monday, March 27, 2006

Yaa pokoknya begitu

Waktu pulang kampung kemaren, sering banget terdengar kalimat yang jadi judul di atas itu. Gw pulang kampung karena adik gw kawinan. Bagi keluarga gw dan keluarga besan ini adalah yang pertama kali buat mereka mengadakan acara kawinan. Dulu....baik adik gw maupun bokap nyokap gw punya pikiran yang sejalan, yaitu perkawinan yang akan diadakan ini sebaiknya sederhana saja. Ga usah terlalu mewah dan magrong-magrong. Yang penting sah secara hukum dan agama. Dan hal ini diungkapkan dengan gamblang oleh adik gw ke ortu cowoknya. Waktu itu mereka hanya manggut-manggut. Baiklah, terserah kalian saja. Yang mau menikah kan kalian. Yang menjalaninya nanti kan kalian.

Bijaksana, ya...

Seiring dengan segala persiapan perkawinan, para orang tua (ortu gw dan ortu co adik gw) dan generasi tua di keluarga dua belah pihak ternyata mendapat ide-ide baru. Atau sebenarnya itu ide lama yang baru muncul? Ga tau juga. Tanggal perkawinan yang awalnya direncanakan secepatnya sesudah co adik gw bebas dari masa tidak-boleh-menikah-dulu-sebelum-genap-setahun-bekerja-di-kantornya jadi mundur satu bulan karena masa itu berakhir di bulan Suro. Ketika para generasi muda bertanya kenapa ga boleh menikah di bulan Suro? Mereka menjawab bulan Suro itu bulan buruk, nanti kalian jadi susah rejeki. Kenapa? Kok bisa? Yaa pokoknya begitu...

Ok, no biggie. Karena bagi adik gw dan calon suaminya yang penting mereka tetap menikah.

Lalu ada acara lamaran. Brarti yang harus keluarga gw persiapkan adalah hantaran balasan. Karena rekomendasi dari banyak pihak, nyokap dan adik memilih satu katering yang udah pengalaman buat ngurusin makanan untuk acara kawinan, lamaran dan sejenisnya. Sesudah memilih makanan-makanan yang enak dan pasti kami suka, sang Ibu Katering bertanya kok ga ada tetel (uli) dan wajik? Ibu dan adik balas bertanya, "Lho memangnya harus ada ya?"
Jawabannya, "Iya, dong. Tetel dan wajik itu simbol supaya kedua mempelai tetap lengket sampai akhir hayat." Ooo....

Alasan yang lucu (buat kami), tapi karena cukup masuk akal (dimasuk-masukin sih) dan demi menjaga perasaan sang Ibu Katering, tetel dan wajik pun dipesan. Masing-masing sebaki penuh! Selamat Menikmati!

Mungkin suatu saat nanti tetel dan wajik bisa diganti dengan permen karet ya...kan sama-sama lengket.

Menjelang hari akad dan resepsi, tiba2 ada pertanyaan dari ortu keluarga cowok, "Pas akad nanti sebaiknya kami datang atau tidak?" Hah? That's a weird question. Karena bagi kami jawabannya cuma satu, ya datang dong. Kenapa ga boleh datang?
Jawabnya, "Karena kata orang-orang tua dulu, orang tua keluarga cowok tidak usah datang ke perkawinan anaknya."
Kenapa?
"Yaa pokoknya begitu"

Sekali ini adik gw ga mau nurut. "Adat mana itu? Adat Jawa? Jawa mana? Kenapa bisa ada adat kayak gitu? Kok aneh. Ada anaknya yang mau kawin kok ga mau datang. Apa kata orang nanti? Bisa-bisa dianggap perkawinan ini ga disetujui ama mereka." Bener juga kan?

Benar saja, pada waktu akad ortu co hampir ga jadi datang. Waktu paman, bibi, om, tante, saudara dan sepupu pihak keluarga laki2 datang, sang ortu tidak kelihatan sama sekali. Kayaknya buat mereka argumen adik gw (beberapa om dari keluarga co) ga ngaruh sama sekali. Sang ortu baru muncul sesudah Bapak KUA bertanya mana orang tua penganten laki-laki. Yang lucu, sang ortu muncul 10 menit setelah ditelepon dengan dandanan kebaya lengkap dengan sanggulnya. Ternyata kayaknya mereka sendiri bersikap mendua, pengen datang tapi kata orang tua dulu ga boleh. Repot ya kalo harus nurutin adat tapi ga ngerti apa sesungguhnya alasan dibalik adat itu.

Beberapa hari sesudahnya, gw, adik, dan nyokap ngobrol2. Kami ngebahas adat yang tidak membolehkan ortu co untuk datang ke perkawinan anaknya. Nyokap gw bilang gini, "Sebenernya ibu tau soal adat itu. Dulu Yang Ti juga kayak gitu pas kawinannya Pakdhe Gatot. Itu tuh sebetulnya untuk melihat keberanian dan kemandirian sang anak laki-laki ketika dia meminta pacarnya untuk dijadiin istri. Gitu. Tapi, buat ibu, karena ibu sudah melihat keberanian dan kemandirian itu ada di suami adik gw, jadi adat yang itu ga usah dijalanin juga gapapa. Lagian yang kayak gitu-gitu udah ga jaman lah."
Oalaah... Gitu tho ceritanya.

Trus ada lagi yang lain. Beberapa hari sesudah acara resepsi, gw, adik dan suaminya pergi ke rumah Eyang di kota penghasil Ledre. Mumpung ada di situ, kami juga mengunjungi Pakdhe dan Budhe. Trus Pakdhe nanya gini ke pengantin baru, "Kalian kok udah jalan-jalan sih?"
"Lha, emang kenapa, Pakdhe?" kata adik.
"Ya, kalo kata orang dulu kan kalo belum sepasar pengantin itu belum boleh keluar rumah." jawab Pakdhe.
"Iya, sih. Denger-denger juga gitu. Kata Mama juga gitu. Tapi, kalo nunggu sepasar baru ke sini nanti keburu cutinya si Mas abis. Emang kenapa sih kok ga boleh pergi-pergi sebelum sepasar?" kata adik lagi.
"Dulu sih katanya nanti rejekinya jadi kurang. Tapi itu dulu lho ya. sekarang sih udah ga jaman ya yang kayak gitu2. Dulu Pakdhe malah lebih repot. Orang tua Budhe kan rumahnya ada di kota Pecel, kalo mau sowan ke sana dari sini kita kan harus ngelewatin gunung Pegat. Nah, kalo pengantin baru itu ga boleh lewat deket2 gunung Pegat sebelum 40 hari. Nanti bisa-bisa pengantinnya jadi pegatan (cerai). Jadi, dulu Pakdhe ama Budhe harus nunggu 40 hari dulu baru bisa sowan ke rumah mertua Pakdhe. Repot ya." jawab Pakdhe.

Kami cuma cengar-cengir aja denger ceritanya Pakdhe. Kalo nurutin adat "sepasar" itu, brarti pengantin baru harus ngedekem di rumah selama 5 hari dong. Kalo gitu ga bisa bulan madu ke luar rumah dong, ga bisa pergi kerja sebelum 5 hari itu habis dong.... Kalo orang kantoran dan ga dapet cuti selama itu, gimana?

Ternyata, (kadang2) jadi orang Jawa yang sebenar-benarnya itu repot ya....

Thursday, March 23, 2006

Mana Ekspresinyaaaaa....!!!

Dari kecil gw suka ngegambar. Tapi, berhubung ga tau ada jurusan seni rupa jadi gw masuk ke psikologi (bukan berarti gw ga suka psikologi lho--emm, apa hubungannya ya?). Eniwei, lalu demi hobi yang sudah mengurat dan mengakar gw ikutan workshop menggambar media campuran. Workshop yang sangat menyenangkan. Trus, gara2 ikutan workshop itu gw jadi ditawarin buat jadi asisten di workshop yang sama untuk anak2. Dan sempet pula naik jabatan jadi fasilitator. Sayangnya, akhir2 ini workshop itu jadi kurang laku, sehingga ga ada pesertanya. Tapi, berkat pemikiran yang jenius dari ibu penyelenggara workshop, gw sekarang jadi asisten fasilitator workshop wayang karton, yang intinya nyaris sama dengan workshop menggambar media campuran. Perbedaannya cuma gambar yang dihasilkan kali ini akan dijadiin wayang.

Ok, pekerjaan tetep jalan terus sehingga penghasilan pun juga ada terus. Tapi, kerjaan sebagai asisten bikin gw ga bisa ikutan gambar. Lalu, demi terus menumbuhkembangkan hobi dan mengasah kemampuan menggambar, gw sempat mencoba ikutan workshop chinese painting. Tapi, langsung gugur karena kurang telaten mengatur nafas. Duh, bo, chinese painting itu mirip taichi lho.... Kalau membuat garis harus dengan satu tarikan nafas, supaya garisnya ga putus, begitu kata gurunya. Begitu mendengar itu gw langsung jadi agak panik dan nafasnya jadi ngos-ngosan. Alhasil, garisnya jadi putus2 semua. Dan karena pada dasarnya sifat pejuang gw cukup lemah, akhirnya gw memutuskan untuk nyerah aja deh....

Lalu, ada workshop gambar yang lain lagi. Namanya Workshop Gambar Bentuk. Media dan alatnya kertas dan pensil. Oya, kalau di Menggambar Media Campuran media yang dipakai adalah apa aja yang bisa digambarin dan diwarnain, mulai dari kertas sampai batu dan daun, alatnya juga apa aja. Kalau di Chinese Painting media dan alatnya adalah kertas singkong dan tinta cina atau cat air. Katanya kalau di workshop gambar bentuk gw bisa lebih liar daripada di chinese painting. Jadi, ikutan deh gw. Lalu dimulailah perjuangan gw di kancah persilatan..... Hiyaaaa.....

Di hari pertama gw diajari bagaimana cara menyerut pensil dengan cepat dan bagus hasilnya. Sang guru mendemonstrasikannya di hadapan gw dan murid yang lain. Trus, praktek! Kami diberi pensil HB, B, 2B, 3B, 4B, 5B dan 6B, semuanya harus diserut! Oh, tuhaaan.... Kami dikerjain ama guru gambar.... Selanjutnya sang guru pengen liat gimana kemampuan kami dalam mengarsir. Hebat deh, 2 jam kami habiskan dengan menyerut pensil dan mengarsir.

Hari kedua, karena ada janji yang sudah telanjur dibuat maka gw ga bisa datang ke kelas gambar. [Bilang aja bolos!] Iya...iya...gw bolos. Tapi, sumpah itu gara2 janji yang gw bikin ama temen gw kok.

Hari ketiga, ternyata pelajarannya masih mengarsir juga. *sigh* Kali ini kami diminta mengarsir bentuk2 yang asimetris sehingga bisa menunjukkan gelap-terang, kepadatan dan tonjolan2 yang mungkin ada di benda itu. Bendanya boleh apa aja. Hasilnya...sang guru bilang kalo gw kurang memunculkan rasa dan emosi gw ke dalam arsiran gw. Gw masih datar2 aja. Uwoooooo....!!!!Ternyata gw masih kurang liar. Mana ekspresinyaaa...manaaaa? (ikut-ikutan iklan nih).

Lalu beberapa minggu pun berlalu, dan 2 minggu diantaranya gw bolos lagi karena pulang kampung. Dateng2 kemaren, kelas gw udah nyampe gambar muka orang. Diajarin proporsi muka. Menyenangkan sekali. Dari dulu gw pengen banget belajar proporsi manusia...akhirnya tercapai... Terima kasih Tuhaaan. Pas gambar gw udah setengah jadi, lalu berturut-turut muncullah Mama Gajah dan Anak Gajah, Remaja Playboy dan Ibu Bule yang datang dengan alasannya masing2. Trus masing2 menengok gambar gw dan berkomentar:
"kok ga mirip orang sih?"
"itu gambar apa? monyet ya?"
"iya ih, kok kayak monyet sih?"
Heeeh....pada ga sopan orang-orang ini ya, kukutuk kalian jadi permen coklat! Cuma anak gajah aja yang berkomentar, "gambarnya bagus ya..." Dan langsung ditanggapin ama yang lain, "Gambar yang mana? Gambar siapa? Gambar Manda? Gambar Bintang?" Beneran ga sopan deh. Padahal jelas2 yang ditunjuk ama Anak Gajah adalah gambar gw.

Orang bilang anak kecil itu jujur, orang bilang anak kecil itu ga bisa bo'ong. Maka, berkat komentar Sang Anak Gajah, dengan ini gw yakin bahwa gambar gw bagus. Huahahahaha.... Terima kasih, Anak Gajah!

Wednesday, February 08, 2006

Tiga tahun yang lalu....

Icha : Ken, lu lagi di mana? Gw pengen main nih.
Gw : Waduh, gw lagi di Jakarta nih. Pulangnya baru besok.
Icha : Di Jakarta sebelah mana?
Gw : Di ragunan.
Icha : Hah? Di Ragunan? Di kebun binatang?
Gw : Yee... ragunan kan isinya bukan kebun binatang doang.
Icha : Hahaha... Alaaah, bilang aja lu abis nengok sodara (monyet, maksudnya). Ngaku lu! Mo nyamain muka kan? *berusaha ngerjain*
Gw : Iya, gw abis ketemu sodara gw. *ga berusaha ngeles*
Icha : Hahaha... Tuh, kan.
Gw : Eh, tapi abis ketemu sodara gw, gw juga ketemu ama sodara lu.
Icha : Sodara gw? Ga mungkiiin.... *berusaha ngeles mati2an*
Gw : Iya, itu sodara lu kok. Mirip ama lu gitu. Dia titip salam. Katanya Icha sombong, ih. Mentang2 udah ditransfer ke Bandung jadi jarang maen lagi ke ragunan. Ga inget ya kalo dulu asalnya dari sini juga? Hahahaha.... *ngerjain mati2an dan sukses dengan gemilang*
Icha : Sialan lu, ken. *kalah telak*

Masih kecepetan 100 tahun, lu, Cha, kalo mau ngerjain sang master. Jadi aja ke-kick balik kan? Mwahahaha.....

Wednesday, February 01, 2006

Harap-harap cemas...




"Takeshi Kaneshiro is a gay."
"What? Takeshi Kanesiro is a gay??"
"Definitely!"

***

Duh! Patah hati ga sih dengernya? Bangeeet.....
Mama gajah (yang nyampein berita gosip itu), gw, dan Dugong (yang ngedengerin pembicaraan kami) langsung patah hati rame2 gara2 itu. Tapi, kami bertiga masih bisa ngomong, "Untung gw ga nge-fans2 amat ama dia."

Lalu gw menyampaikan berita gosip ini ke Nona OCD, yang bener2 ngefans ama Takeshi Kaneshiro. Dia langsung teriak, "AAARRRGGGHHH!!! Tidaaaaak!!!" sambil guling2 memeluk super poster Takeshi Kaneshiro dan siap2 operasi ganti kelamin jadi laki biar bisa jadi pasangannya Takeshi. Hehehe....Enggak ding. Nona OCD cuma teriak doang kok, selebihnya itu cuma khayalan gw aja. (^_^)Y

Sesudah teriak, Nona OCD langsung ngomel2, "Duh, kenapa sih banyak bintang film yang gw suka banget ternyata gay?" (kok kalimatnya sama ya ama omongannya Mama Gajah pas dia tau Rufus Wainwright itu juga gay). Trus, Nona OCD mengomel lebih lanjut, "Ini kan ga adil. Perbandingan jumlah co dan ce di dunia ini kan 1:4. Jadi, kalo ada 1 co yang gay berarti ada 4 ce yang nganggur kan? Arrrggghhh....!!!"

Lalu, kejadian selanjutnya adalah kami berdua iseng ngitungin berapa banyak co2 terkenal yang gay di dunia ini. Hasilnya adalah:
1. Takeshi Kaneshiro
2. Rufus Wainwright
3. Freddy Mercury
4. Elton John
5. Vokalisnya Scissor Sister
6. Baby Daddy (keyboardist dan bassistnya Scissor Sister)
7. Oscar Lawalata
8. Steven Gatelly
9. Seseorang dari Westlife
10. Seseorang dari Take That
11. Seseorang dari Indonesian Idol
12. Seseorang dari AFI
13. Seseorang dari Kahitna
14. Seseorang dari Java Jive
15. Ivan Gunawan
16 & 17. Extreme (dua2nya) --> yang nyanyi More Than Words

Baru nyampe 16, kami berdua udah teriak-teriak, "Aaargh!" 16 co gay x 4 = 64 ce yang ga ada pasangannya. Dan jumlah ini masih harus dikali 2 lagi karena masing2 co gay itu pasti punya pacar yang gay juga. Brarti 64 x 2 = 128. Aaaargh!! Tidaaaaak!!
Padahal list di atas kan ga berhenti di situ. Dan kami udah ga berani lagi ngebayangin berapa banyak ce2 yang ga punya pasangan co di dunia ini. Huhuhu...hiks..hiks..

Kami berdua bukan homophobia. Kami juga bukan penentang kaum homo. Homo juga manusia. Orientasi seksual masing2 orang itu kan hak asasi mereka masing2. Dengan penuh kesadaran kami berdua meyakini hal ini. Tapiiii, tetep ajaaa....huwaaaaa..... :'(



Pupus sudah cita2 dan harapan kami untuk bercinta dengan gelora yang membara dengan Takeshi Kaneshiro ato Rufus Wainwright, ya, Mama Gajah) --> cita2 yang aneeh [pake suaranya Tora Sudiro]. Hooh...untunglah Tora ga gay.Hah? Apa sih? Distrek...distrek...

Eh, eh, eh, tapi, tapi, tapi, soal Takeshi Kaneshiro itu gay kan cuma gosip doang kan? Ya kan? Ya kan? Mama Gajah kan kadang2 suka asal (maap ya, Mama Gajah)....*berdoa penuh harap*



TOLOOONG!!! SIAPA AJAAA!!! GOSIP INI BENER GA SIH???

Wednesday, January 25, 2006

Program Diet

Awalnya adalah sejak setelah lebaran kemaren. Antara gara2 makanan lebaran yang gila2an enaknya dan badan yang emang dari sononya jarang langsing, beberapa temen gw mulai menjalankan program diet/detoks. Ada yang cuma makan dan minum sayur dan buah doang selama 3 hari, ada yang minum teh jati belanda untuk melancarkan pencernaan, trus ada juga yang menjalankan diet Horfa (high protein, low carb) selama 2 minggu (emang cuma boleh dilakukan cuma 2 minggu dan diulang lagi setelah 3 bulan, kalo mau).

Semula gw ga ikutan, walaupun badan gw itungannya adalah 2 (dengan prinsip dasar Dita adalah 1, Bert adalah 3, dan Liyoni adalah 4, sehingga kalau dijumlah kami berempat diitung 10). Lalu, gw merasa kok timbangan gw nambah mulu ya.... Turun, ok! Tetep, ok. Tapi, kalo nambah, wah ga ok banget tuh. Jadi, gw memutuskan untuk ikutan diet Horfa. Itu pun setelah melihat kesuksesannya pada dua orang temen gw yang lain dan dengan pertimbangan bahwa gw ga akan kelaparan dan tidak menyusahkan.

Lalu dimulailah program diet gw dan gw langsung merasakan efek2nya.
Efek 1: Kantong gw jebol. Gw baru merasakan betapa mahalnya harga daging sapi. Apalagi yang lemaknya sedikit. Harga daging sapi di Superindo Bandung: Inside = Rp. 5450/ons, Topside = Rp. 5950/ons, Sirloin = Rp. 6250/ons, selebih ga gw lirik lagi karena .... sudahlah, bikin pusing kepala dan kantong gw.

Efek 2: Trauma terhadap sayur bening. Pada hari pertama menu makan gw adalah bayam rebus, 2 telur rebus dan 1 tomat segar. Karena ga pernah masak bayam sebelumnya, maka gw bertanya kepada Bert yang lumayan jago masak: gimana caranya masak sayur bayam kalo ga boleh pake garam dan penyedap rasa? Dan jawabnya adalah masaklah dengan menggunakan bawang merah dan gula biar ada rasanya. Tapiiiiii....entah dimana salahnya atau emang gw tidak ditakdirkan untuk jago masak sayur bayam, hasil masakan gw rasanya GA ENAK BANGEDH! Kalo mengutip istilahnya Mira, sayur bayam gw adalah The Most GaEnakest Sayur Bayam In The World. Lalu, karena terpaksa minggu depannya gw makan sayur bayam lagi. Tapi, demi menghindari kejadian traumatis yang berkepanjangan, urusan masak-memasak sayur bayam gw serahkan kepada Bert. Dan hasilnya....enaaaak. Tapi, kayaknya masih akan lama lagi deh sampai gw bener2 bisa menikmati sayur bayam.

Efek 3: Gw masak! Sebetulnya gw BISA masak. Gw juga bisa ngarang2 bumbu dan tetap menghasilkan makanan yang edible, heheh... Tapi, sesuai dengan prinsip kepraktisan yang gw anut dengan setia, memasak makananmu sendiri itu GA PRAKTIS. Ditambah lagi, masak sendiri itu ga ekonomis. Hoho...pasti ada yang protes nih. Begini, gw jelaskan maksud gw ya.... Kalo belanja, ada jumlah minimal tertentu yang harus dibeli. Misalnya, beli bayam minimal harus seikat, ga boleh beli bayam setengah ikat; beli cabe rawit minimal Rp. 200 yang isinya kira2 7-8 buah, ga boleh beli cuma 1 buah; beli penyedap rasa minimal harus 1 bungkus, ga boleh beli secukupnya (seperti yang tertulis di resep2); beli jeruk nipis minimal harus 1 butir, ga boleh beli seperempat butir. Nah, kalo masaknya untuk beberapa orang, bayam seikat pasti habis, cabe Rp. 200 pasti habis, sebungkus penyedap rasa dan sebutir jeruk nipis juga pasti habis. Tapi, kalo masak cuma buat 1 orang, semua bahan2 itu belum tentu habis. Jadi, untuk mensiasatinya semua bahan itu langsung dimasak atau kalo punya kulkas ya sebagian bahan itu disimpan di kulkas. Tapiiiii.... (ada tapi-nya lagi nih), kalo lambungnya kecil biasanya makanannya suka ga abis trus jadi basi trus dibuang, trus kalo menyimpan bahan makanan di kulkas, kalo yang nyimpen itu orangnya kayak gw, biasanya suka lupa trus membusuk di dalam kulkas. Yuck! Akhirnya bahan2 itu juga harus dibuang. Benar2 pemborosan! Sama sekali ga ekonomis! Sekarang percaya kan ama gw? Jadi, mending beli makan aja, ga repot masak dan ga buang2 apapun. Lagian duit yang dikeluarkan pun kurang lebih sama jumlahnya.

Efek 4: Berat badan gw turun. Horee! Ini dia tujuan gw menjalankan program diet. Setelah beberapa hari berat badan gw turun 4 kilo. Tapiiiii, karena terlena dan kurang ketat dalam menjalankan program diet (nyolong2 makan kue kering, es krim, dan french fries) berat badan gw naik lagi 1,5 kilo. Huh!

Efek 5: Jadi bingung mau makan apa. Hari ini program dietnya berakhir. Setelah 2 minggu terbiasa dengan menu yang sudah ditentukan, hari ini gw bangun pagi dan berpikir, "Hari ini gw makannya apa ya? O iya, hari ini kan gw boleh makan apa aja. Heheheh... *ketawa kayak setan* Tapi, kalo gitu gw makan apa dong?" *balik bingung lagi* Dan sampai sekarang gw belum memutuskan mau makan apa.

Efek 6: Ketagihan apel. Karena ga boleh ngemil, maka demi menghindari lapar setiap waktu makan selalu diakhiri dengan makan apel banyak2. Jadi, sekarang daripada ngemil jajan gw memilih untuk ngemil apel. Wow, sungguh sehat ya.... Tapi, karena baru berlangsung satu hari, kegiatan mengemil apel ini belum terbukti reabilitas dan validitasnya. Huwahahaha....

Sunday, January 15, 2006

Komen buat blog Erik

Tulisan ini sebenernya dibikin buat ngomentarin tulisan Erik tentang game oldskool di blog dia. Tapi, pas gw preview, kok panjang banget ya? Entar malah ngalahin postingan aslinya. Dan berhubung udah terlanjur menulis, kok sayang kalo ga di-publish. Jadi, mending dimasukin ke blog sendiri aja lah ya..... :D

Ini dia:

Haha...mirna **** banget sih, kejeduk tangga gara2 Mario...

Eh, gw kan mo ngomentarin blog erick ya....

Gw punya lho Bubble Bobble di komp gw sekarang. Trus ada satu lagi game yang kayak gitu, namanya Snowball...Snowman (hah, ini sih spidol)...ato apa ya...pokonya ada Snow2nya gitu. Dulu gw mainin di Nintendo yang dibeliin ama nyokap gw karena gw jadi juara umum di sekolah *horeee!* Tapi, gw ga inget apa pernah namatin ato ga. Tapi, gw pernah namatin Puzzle Bobble yang 100 level itu dan Ms. Pacman (kenapa ga dinamain Pacwoman atau Paclady atau Pacgirl aja ya?)yang bentuknya kayak Pacman biasa tapi punya tahi lalat di deket mulutnya kayak Cindy Crawford dan punya bulu mata yang panjang, yang jumlah levelnya juga 100. Scene akhir Ms. Pacman setelah tamat adalah dia dan Pacman lagi jemur diri di pantai trus ada anak pacman kecil2 banyaaaaak banget. Hih, buwek banget!

Kalo Mario Bros, gw pernah namatin yang judulnya Mario World. Maennya pas liburan SMA kelas 2, trus gw maen dari jam 9 pagi ampe jam 3 sore. Gara2 gamenya ga bisa disave. Maennya ampe mau muntah gara2 kelamaan di depan tipi, ga mandi, ga makan siang, nyolong2 pipis pas mario lagi mengibarkan bendera. Perjuangan berat deh pokoknya. Eh, sekarang si arif malah punya game Mario lengkap dari yang jebot ampe yang baru DI komputer, yang artinya bisa diSAVE! Huh!

Kalo Contra, dengan bangga gw umumkan : GW PERNAH NAMATIN CONTRA!!! Berdua ama adek gw. Setelah sekali berhasil tamat, selanjutnya gw berkali2 berhasil namatin game itu SENDIRIAN. Huehehehe...Scene terakhirnya, ya Rik kalo lu mau tau (harus mau!), adalah dua orang cowo berbadan macho itu masuk ke dalam pesawat dan keluar dari planet alien dan planet itu meledak dak dak. Gw inget juga musuh sebelum raja di level terakhir adalah serangga2 yang bentuknya perpaduan antara cumi2 dan kecoak, sungguh menjijikkan. Btw, raja2 Contra tuh ga ada yang keren ya, apalagi yang level 1. Semuanya berbentuk mesin metal yang ngeluarin tembakan berbentuk bulat2 dan elips2.

Sonic? Ga suka. Gw cuma pernah mainin Sonic 3D yang gambarnya bikin muntah, gambarnya naik-turun (soalnya ga semuanya muat di layar) dan rajanya yang level 1 gw ga ngerti gimana cara ngurangin darahnya.

Sunday, January 08, 2006

I really cannot resist him



Pertama kali gw liat Pierce Brosnan adalah di film seri Remington Steele. Dan seinget gw, gw nonton film itu bukan karena Pierce Brosnan, tapi lebih karena Remington Steele adalah film detektif. I always like that kind of movie/serial.
Jadi kapan gw suka ama orang ini?
Kayaknya pas dia udah mulai dinominasikan jadi James Bond deh. Film GoldenEye kan jarak pembuatannya jauh banget ama film James Bond yang sebelumnya. Yah, sejak itu gw jadi sukaaaaa banget ama Mas/Oom Brosnan ini. Terutama dengan kegantengannya yang makin lama makin mantabh!
Ok, cukup segitu aja tentang gw yang mencintai Mas Brosnan. Ini sedikit data tentang Mas Brosnan yang gw 'colong' dari IMDB.com

Mini Biography

Pierce Brosnan was born in Drogheda, County Louth, Ireland on May 16, 1953 and lived in Navan, County Meath until he moved to England, UK at an early age (thus explaining his ability to play men from both backgrounds convincingly). His father left the household when Pierce was a child and although reunited later in life, the two have never had a close relationship. His most popular role is that of British secret agent James Bond. The death, in 1991, of Cassandra Harris, his wife of ten years, left him with three children - Christopher and Charlotte from Cassandra's first marriage and Sean from their marriage. Since her death, he has had two children with his second wife, Keely Shaye Smith.

Spouse
Keely Shaye Smith (4 August 2001 - present) 2 children
Cassandra Harris (27 December 1980 - 28 December 1991) (her death) 1 child
Trademark

Has a scar on the right side above his top lip. He was hit by a stunt man on the making of Tomorrow Never Dies (1997).

Trivia

He adopted his first wife Cassandra Harris's children, Charlotte (b. 1972) and Christopher (b. 1973), after their father died in 1986.

Was made a Freeman of Navan, Co. Meath, Ireland (the town he lived in until he moved to England in 1964) on 11th November 1999.

Owns his own production company, Irish DreamTime. Its first release was The Nephew(1998).

Chosen by People (USA) magazine as one of the "50 Most Beautiful" people in the world. [1996]

Chosen by People magazine as one of the "50 Most Beautiful People" in the world. [1991]

The very first film he claims to have seen is the 007 movie Goldfinger (1964).

Enjoys fishing on the River Towy in Carmarthenshire, South Wales. Jimmy Carter (former American President) also enjoys the same fishing spot.

Is the third actor to play James Bond in more than two films, along with Roger Moore and Sean Connery.

At the Genesis Awards Ceremony, reunited with "Remington Steele" (1982) co-star Stephanie Zimbalist. [1996]

Hosted "Saturday Night Live" (1975). [5 May 2001]

On December 28, 1991, one day after their 11th wedding anniversary, his wife, Cassandra Harris, died in his arms. She died of ovarian cancer.

His mother, May, was 19 when she gave birth to him. She had married his father, Thomas, on August 16, 1952. However, his parents separated when he was still a baby, and from the age of 4 he was raised by his maternal grandparents, Philip and Kathleen Smith, while his mother went to London to train as a nurse. When he was 6, both grandparents died and he was passed around amongst relatives until Eileen Reilly took him into her lodging house. Finally, when he was 10, his mother was able to take him to her home in Putney, London. While in London, May had met a man, named Bill Carmichael, who had asked her to marry him, but she wanted approval from her son. Pierce gave his approval and the couple were married. From that point on, Bill treated Pierce as his real son and they got along fine. It was Bill who took Pierce to see his first Bond movie, Goldfinger (1964), and it was at that point that decided to take up acting.

At the age of 11 he was almost six feet tall, but he was still the target of bullies due to his being Irish.

Voted "Sexiest Man Alive" by People Magazine in 2001. --> setuju!

Is claustrophobic, making the filming of certain scenes in _Dante's Peak (1997)_ very difficult.

He was voted sixth in the Orange 2001 film survey of greatest British film actors ever.

In addition to his salary for his James Bond movies, Brosnan received a car. The BMW Z3 from GoldenEye (1995), an 8-series BMW (instead of the 750iL) from Tomorrow Never Dies (1997), and the Z8 from The World Is Not Enough (1999).

Early in his screen career, he portrayed the character of Remington Steele on the TV show "Remington Steele" (1982). His character was a career criminal gone "straight" as a private investigator, with an amazing knowledge of and obsession with classic cinema. In the episode "To Catch a Steele" (original air date 11-Feb-1983, episode 15), Remington Steele equates the case he is working on to the original movie The Thomas Crown Affair (1968), starring Faye Dunaway and Steve McQueen. Sixteen years later, he starred in the remake of that movie, The Thomas Crown Affair (1999).

He was given an honorary OBE by Britain's ambassador to Ireland, Stewart Eldon on 19th August 2003. Honorary OBEs are awarded on merit to non- British citizens by the Queen to people who have made an important contribution to British interests. The award formally makes him "an Officer of the Most Excellent Order of the British Empire".

After the release of Die Another Day (2002), he was approached by a prankster in a Dublin bar who asked to shake the actor's hand. He complied and then cracked up when he heard the man say, "That's the closest my hand will ever get to Halle Berry's arse [butt]."

On August 12, 1964, as an 11-year-old he flew, for the first time, from Ireland to the UK to join his mother May, the very day that Ian Fleming died.

Three sons: Sean Brosnan (b. September 13, 1983), Dylan Thomas (b. January 13, 1997) and Paris Beckett (b. February 27, 2001). He also has two adopted children, Charlotte (b. 1971) and Christopher (b. 1973).

He says that his favorite Bond films are From Russia with Love (1963) and For Your Eyes Only (1981), and that his least favorite Bond film is On Her Majesty's Secret Service(1969).

Became an American citizen on 23 September 2004 but still plans to keep his Irish citizenship.

He studied under Yat Malmgren, a dancer and drama teacher who also worked with Sean Connery in the 1950s and is credited with helping him develop a strong sense of movement and presence.

According to the James Bond tailors in London, he has been both the lightest and heaviest of all the James Bonds. The tailors who fitted him for his Bond films state that in his first Bond movie, _GoldenEye (1995)_ , he weighed 164 pounds, making him the lightest actor to play Bond. However, in his fourth Bond movie, Die Another Day (2002), he weighed 211 pounds, making him the heaviest actor to play Bond.

He says that the first two films he saw at the cinema, Goldfinger (1964) and Lawrence of Arabia (1962), are also the two films that have had the most influence on him.

Graduated from the prestigious MA program at the Drama Center in London, England.

Was originally chosen to play 007 in 1986, but his contract with the TV series "Remington Steele" (1982) prevented him from doing so. Instead, the role went to Timothy Dalton.

Was considered for the role of Batman/Bruce Wayne in Batman (1989).

Brosnan's Bond was mainly dressed with shirts and ties from Turnbull & Asser, shoes from Church's, and suits from the Italian company Brioni. The cuff links and the belts were mostly Dunhill's.
Personal quotes

On his marriage to Cassandra Harris: "Our marriage gives me a stability that makes me feel that I can tackle the world".

On his good looks: "I don't see myself as the 'Hunk of the Month.'" --> ga cukup kalo cuma sebulan. Dia adalah 'hunk' untuk selamanya. Yay!

About his deceased wife, Cassandra Harris: "Cassie has made me the man I am, the actor I am, the father I am. She's forever embedded in every fiber of my being".

On why he thinks he would have regretted winning the James Bond role in 1986: "It's a role better suited to someone who is in his 40s, old enough to have the confidence and the sophistication and strength to be able to stand there and just let the moment sit. Bond is a man with the greatest of confidence. And playing that takes practice. In 1986, I think I was 33 or something like that, and I still looked like a baby. Finally, I'm growing into this face of mine. That takes time."

About the movie industry: "There's too many people in seats of power who just haven't got a clue what they're doing. They're bean counters, and it just pisses me off because consequently our kids go to see this crap movie... there's nothing with meaningfulness."

On why, after the 1987 demise of "Remington Steele" (1982), he appeared in a series of movies that ultimately failed in the box office: "I had to make a living. I had the mortgage to pay; I had the school fees to pay. I had bread and butter to put on the table. You know your worth as an actor, but you have to get a job."

"I think that all the films I've ever made are personal, even James Bond, because it's so much of myself, so much of who I am as a man and as an actor. You have to invest yourself in every character that you portray."

"And certainly in those dark days, in the 50s in Ireland, if you were a single parent living in that society, you were somewhat shamed and stigmatised. I can certainly relate it to my parents, especially my mother. The old man took to the hills and my mother never saw him again, and suddenly you are spoken about in the Sunday service in church, never directly but they would bring up the issue of being a single parent and of marriage falling apart."

"...there's that lovely line from that wonderful epic picture that I made called Grey Owl where they say to Archie Belaney, A man becomes what he dreams. You have dreamed well. Part of the dreams go back to my childhood and when I left Ireland in 1964, I discovered the cinema. One of the first films I saw was Goldfinger (1964) - I didn't want to be James Bond but the seed of cinema and pictures was sown there in Putney High Street. And then I discovered Clint Eastwood and Steve McQueen and the movies".

"There was only one Bond for me, and it was Sean Connery. That made the role daunting."

"I know most actors say otherwise, but I like sex scenes. Bond was supposed to be this great lover, but I always found the love scenes in those movies a little dull. It's lovely to work out the fantasy of it all in celluloid and then go home to my wife."

"To my eye, women get sexier around 35. They know a thing or two, and knowledge is always alluring."

"Bond is an enigma. He's smooth and bigger than life, but he's vague as a personality. It's a little like doing a period piece. Look, I'm thankful, the role made me an international star. I've been in the backwaters of Papua New Guinea and heard, 'Hey, Bond.'"

"Being an actor in Hollywood involves lots of things beyond acting. Charm really helps. And it's a good idea to incorporate a little Bond into all your dealings."

"They're too scared. They feel they have to top themselves in a genre which is just spectacle and a huge bang for your buck. But I think you can have your cake and eat it. You can have real character work, a character storyline and a thriller aspect and all kinds of quips, asides, the explosions and the women. We're just saturated with too many overblown action films with no plot. That's ludicrous. It's so damn crazy! That's absolutely sheer lunacy because Casino Royale is the blueprint of the Bond character. You find out more about James Bond in that book than in any of the other books. I would love to do a fifth Bond and then bow out, but if this last one is to be my last, then so be it. My contract is up. They can do it or not." [March 2004]

"George is just an angry, old, pissed off guy. He was never an actor, but some pissed-off Aussie who doesn't know how to show his feminine side. I met him, and he's got that kind of brittle edge to him." [On George Lazenby]

Salary
Die Another Day (2002) $16,500,000
The World Is Not Enough (1999) $12,400,000
Tomorrow Never Dies (1997) $8,200,000
GoldenEye (1995) $4,000,000
--> WOW! Gajinya naik 4x lipat, bo!

Sunday, January 01, 2006

Konser Musik Underground part 3

Ini adalah akhir dari trilogi Konser Musik Underground :D

Kali ini gw mau cerita tentang beberapa band2 yang manggung di konser ini. Sebetulnya cuma 2 band aja yang mau gw ceritain di sini, karena ya cuma 2 itu yang buat gw sangat berkesan dan penting untuk gw tulis di blog gw.

Band pertama adalah Power Punk. Karena suasana yang sangat ramai dan pendengaran yang sudah mengalami degradasi sebanyak 45%, gw dan Bert bengong sejenak pas MC-nya bilang, "Band berikutnya.....POWER PUNK!", karena kami berdua mendengarnya seperti ini: "Band berikutnya.....POWER PUFF!" Heh? Ada band metal yang namanya Power Puff? Seperti Power Puff Girl? Untungnya ada Ricky, temen dari Noise Maker Video Magazine, yang kemampuan pendengarannya tetap utuh dan siaga menerjemahkan kata2 yang diucapkan oleh orang2 yang ada di panggung sana untuk kami.

Penampilan Power Punk ini sungguh keren. Yang pertama kali muncul di panggung adalah bassist-nya yang berambut gondrong-rasta-pirang dan berbadan besaarrr. Orang ini penting lho, karena akan diceritakan lagi nanti. Diingat2 ya...

Lalu mereka mulai menyanyi.... JRENG-JRENG-JRENG-JRENG (suara instrumennya)......HRAAHH-HRAAAH-HRAAAAAAAAAAAH!!!! (suara vokalisnya).....JRENG-JRENG-JRENG-JRENG. Udah. Lagu selesai. Kayaknya ga nyampe semenit deh. Lalu, tanpa iringan musik, sang vokalis berkata, "Itulah lagu yang pertama. Judulnya .... (ga kedengeran). Sekarang, lagu yang kedua, judulnya 'Jimat Omong Kosong'." Dengan penuh harapan, gw dan Bert siap2 untuk mendengarkan lagu yang banyak liriknya. Tapi,harapan tinggal harapan, yang terdengar adalah.... JRENG-JRENG-JRENG-JRENG......HRAAHH-HRAAAH-HRAAAAAAAAAAAH!!!! JIMAT OMONG KOSONG! HRAAAH-HREEEH-HRROOOOWAAAAAH!!!!.....JRENG-JRENG-JRENG-JRENG. Udah. Gw dan Bert langsung ketawa ngakak2. "Huwahahaha, ini menyenangkan!" kata si Bert. Lalu setiap kali Power Punk menyanyi kami ketawa2 dan kadang2 saling bertanya, "Dia ngomong apa??" Hehehe... Sumpah, gw ga ngarang. Liriknya emang sama sekali ga kedengaran, bahkan oleh Ricky. Kecuali satu lagu yang agak2 terakhir, yang judulnya Manusia Super (kalo ga salah ;p). Liriknya berbunyi seperti ini: "Otot kawat, tulang besi, kencing batu. ANJING!" Gw sih cuma ngedenger pas bagian 'Anjing' doang, yang selebihnya dikasih tau ama Ricky.

Sekarang, masih inget ama bassistnya yang gondrong-rasta-pirang? Nah, di akhir suatu lagu, tiba2 mas bassist ini sprint di atas panggung, dari kanan-ke kiri-ke kanan-ke kiri lagi. Lalu, "bruakk!" amplifier bass-nya ketarik dan jatuh dari ketinggian 1,5 m dan menyebabkan instrumen yang lain kecabut kabelnya dan ga bunyi. Huayoooo!!!! Panitianya langsung panik, sementara mas bassist-nya ketawa2 nyengir. Hihihi.... Untunglah amplifier itu ga rusak dan konser berjalan terus. Beberapa orang, seperti si Bert, malah ga nyadar kalo sempet ada ampli jatuh. Karena si Bert sempet ngomel2, "Kok lama sih?"

Band yang kedua namanya ....er ... namanya... ehehehe *nyengir malu* ... gw lupa. Entar deh, gw tanyain ke temen gw. Ya sudahlah. Pokoknya band ini ternyata sangat terkenal di kalangan anak2 underground. Pas namanya diumumin, semua orang langsung riuh bertepuk tangan. Banyak banget yang maju ke depan buat joget2. Vokalis band inilah yang sering hampir jadi korban 'penculikan'. Mike yang dipegang ama vokalis band ini juga sering hampir jadi korban 'pencurian'. Suatu kali, sang vokalis udah hampir tenggelam di lautan pejoget, sementara mike-nya sudah diambil alih oleh fans yang menyangka suaranya sama merdunya dengan suara sang vokalis. Kalo band yang satu ini sih emang bener2 keren lah. Pas gw tanya ke temen gw, ternyata band ini sudah merilis album dan laku beratz karena lagu2nya enak didengar. Pas gw menunjukkan muka ga percaya, temen gw bilang gini, "Beneran! Lagu2 mereka yang di kaset enak banget didengernya. Lebih enak dari yang tadi lu dengerin di panggung." Oooh...baiklah.
Duh, tapi kenapa gw lupa ama nama band-nya, ya. Ntar deh, gw tanya ke temen gw. Sumpah!

Nah, inilah akhir dari cerita Konser Musik Underground. Walaupun gw ga gitu suka musik jenis ini, untuk konser yang satu ini gw ngerasa gw mengalami saat yang cukup menyenangkan. Ya, gitu deh.

PS: Akhirnya gw tau apa nama band yang kedua! :D Namanya adalah ....... (jeng-jeng-jeng-jeng-jeng) ALONE AT LAST. Yay! Hip..hip hurrraaaayy.....