Sunday, November 15, 2009

learning love

Sekitar 2 minggu yang lalu ada pesan yang mampir di inbox saya. Inti pesannya: "Katakan I love you pada orang yang dicintai, karena itu adalah hadiah dari hati. Katakan I love you tanpa pamrih."

Hari ini saya menengok tulisan saya yang lalu2 dan menemukan tulisan ini.

Have I learn love?

Do I love him enough to let him go?

Friday, September 25, 2009

Review Buku: Johnny Tremain


Awalnya saya agak ogah2an membaca Johnny Tremain. Karena kertas2 bukunya sudah menguning, tulisannya kecil2 (bahasa inggris pula), dan yang terutama karena ceritanya berhubungan dengan perang. Ya, saya tidak terlalu suka ama cerita perang, biasanya terlalu banyak emosi terselubung di dalam cerita perang. Lalu, akhirnya hari ini saya menamatkan Johnny Tremain.

Johnny Tremain berkisah tentang seorang anak muda yang bernama Johnny Tremain (tentu saja) yang sedang magang di pengrajin perak bernama Mr. Lapham di Boston pada tahun 1770an. Johnny sangat berbakat. Namun, ia angkuh, tidak sabaran, dan kadang agak kejam. Suatu hari, akibat keangkuhan dan ketidaksabarannya, ia mengalami luka bakar parah yang menyebabkan tangannya cacat, sehingga ia tidak bisa lagi bekerja sebagai pengrajin perak. Sampai di sini, sungguh kesal rasanya mengenal Johnny Tremain. Tokoh utama macam apa dia ini??

Karena tidak bisa lagi menjadi pengrajin perak, Johnny mulai mencari2 pekerjaan yang lain. Di sinilah kemudian ia bertemu dengan Rab Silsbee yang menyebabkan Johnny akhirnya bisa bekerja di The Boston Observer, salah satu percetakan surat kabar di Boston. Sejak bekerja di Observer Johnny mulai mengenal dan terlibat dengan dunia politik. Ia bertemu dan berbicara langsung dengan tokoh-tokoh penting di Boston, seperti Samuel Adams, John Hancock, Doctor Joseph Warren, Paul Revere, Josiah Quincy, dan James Otis. Ia dipercaya menjadi pengirim pesan rahasia dan bahkan ikut dilibatkan menjadi salah satu "Indian" dalam Boston Tea Party.

Di bagian ini ceritanya menjadi sangat menarik. Johnny mulai mengalami perubahan diri. Ia menjadi lebih bisa menahan emosi, lebih penyayang dan lebih bersemangat untuk belajar hal2 yang baru, seperti menaiki kuda, menulis, dan membelah kayu dengan tangannya yang cacat. Perubahan ini terutama terjadi karena Rab Silsbee. Dengan ketenangan dan keyakinan dirinya, Rab membantu Johnny menemukan jati dirinya dan menjadi sahabat serta panutan bagi Johnny. Rab pula yang menyadarkan Johnny bahwa ia sangat menyayangi Cilla, anak ketiga di keluarga Lapham. Hoho... bahkan di cerita yang cukup patriotik ini ada cinta2annya. Tidak seromantis drama2 korea sih, tapi cukup menyentuh.

Ester Forbes, sang penulis, memperkenalkan dan memunculkan tokoh2 di dalam buku ini dengan sangat baik, sehingga mereka menjadi nyata. Ketika membaca kita bisa membayangkan se-cool apa Rab dan Letnan Stranger, secantik apa Nona Lavinia Lyte, semanis apa Cilla Lapham, dan sehebat apa tokoh2 pemimpin di Boston. Di tengah2 buku ada cerita tentang James Otis yang sedang berpidato di depan kawan2nya. Di sana ia mengatakan tentang mengapa perang harus dilakukan. Walaupun saya benci perang, membaca ini saya jadi memahami dan agak merestui alasan mengapa perang itu terjadi. Halah, siapa saya sih, sok merestui Perang Revolusi Amerika segala. Dan karena latar belakang Forbes yang sejarawan, ia berhasil menggambarkan Boston Tea Party dan awal Perang Revolusi Amerika dengan baik. Saya, yang tidak tahu apa2 tentang Boston Tea Party (selain bahwa itu bukan pesta minum teh), menjadi bisa membayangkan apa yang terjadi saat itu, kurang lebihnya. Selain itu, Forbes juga akhirnya membuat saya sangat penasaran dan membuka wikipedia untuk mencari tahu lebih terutama tentang Boston Tea Party dan James Otis,Jr.

Jadi, walaupun dimulai dengan tersendat2 dan akhirnya berhasil selesai dibaca dalam waktu berbulan-bulan, karena buku ini berhasil menyita perhatian saya dan memberi efek yang cukup besar buat saya --sampai saya bikin review dan buka2 wikipedia--, maka buku ini pantas rasanya diberi bintang 4 1/2 dari 5. Setengahnya lagi dikurangi karena saya kurang suka bagian2 awal buku ini. Subyektif? Ah, biar saja. Toh, yang membuat review ini saya.

*Hoh, gara2 googling nyari foto cover bukunya, jadi tahu kalau ternyata Johnny Tremain sudah diangkat ke layar lebar oleh Disney tahun 1957.
** cover buku diunduh dari sini.