Wednesday, December 29, 2004

we are made of star

Sejak SMP gw selalu terpesona ama bintang. Gw suka banget ngeliat bintang di malam hari. Gw pernah punya koleksi macem2 barang yang ada bintangnya, mulai dari penghapus, pensil, sabuk, macem2lah..... Gw juga cukup terpesona ketika gw bertemu dengan seorang anak yang namanya Bintang. Tapi, kali ini gw ga akan ngomongin tentang koleksi atau si Bintang.

Gw akan ngomongin ini : pada suatu malam, gw dan temen2 terdekat gw, Arif dan Nila, tidur2an di jalanan boulevard unpad jatinangor sehabis nonton PHB. Malam itu cerah banget, tidak ada awan satupun, kebayang kan betapa indahnya. Trus kami mulai mencari bintang jatuh dan berharap bisa 'make a wish'. Tau ga, ternyata buat nemuin bintang jatuh itu ada rumusnya. Ini Arif yang ngasih tau : Kalau lu mau nyari bintang jatuh, pandanglah sepotong langit saja. Ga usah noleh kanan-kiri. Karena kalau lu cuma memandang ke satu potong langit, maka dalam 10 menit bisa dipastikan ada satu bintang yang jatuh. Dengan syarat tidak langit sangat cerah dan tidak ada apapun yang menghalangi pandangan lu ke arah bintang2 itu. Rumus ini bener lho. Karena gw dan Nila ngebuktiin pada malam itu.

Tau ga apa yang terjadi ketika akhirnya gw ngeliat bintang jatuh? Gw geragepan, cuma bisa ngomong, "bintang jatuh! bintang jatuh! bintang jatuh!" berulang-ulang sambil nunjuk2 ke arah bintang jatuhnya. Lewatlah satu bintang jatuh tanpa ada 'wish' apapun yang terucap dari mulut gw. Bego ya... Abis itu kita ketawa2 ngetawain kebegoan gw itu. Lalu malem itu kami ngobrol2 ampe lama di tempat itu (sampe pantatnya cape dan kedinginan). By the way, malem itu kami melihat 7 bintang jatuh dalam waktu kurang lebih sejam (banyak kan....)

Karena malem itu temanya bintang, jadilah kami ngomongin bintang. Bintang ini namanya apa, bintang itu namanya apa, kalo rasi ini yang mana, rasi itu yang mana, supernova itu apa, bima sakti tuh yang mana. Dan karena malem itu kita ngeliat banyak bintang jatuh, kita juga banyak ngucapin 'wish', mulai dari yang penting sampe yang ga penting. Percayalah, setelah ngeliat tiga kali bintang jatuh, lu akan mulai keabisan 'wish' buat diucapkan.

Gw, seperti biasa, lalu mulai bertanya-tanya tentang hal yang ga penting, "Kenapa ya orang menentukan waktu2 tertentu atau benda2 tertentu untuk mengucapkan keinginan?" Setelah beberapa perdebatan ga penting, lalu mulailah celotehan Arif (yang kurang lebih begini), "Daripada nunggu2 bintang jatuh, atau jam yang menunjukkan angka yang sama (misalnya jam sebelas lewat sebelas menit) mending kita 'make a wish' ke diri kita sendiri."
"Lho, kenapa? Apa yang istimewa dari diri kita?" kata gw.
Trus dia cerita, "Tau kan gimana terjadinya bumi? Kan katanya bumi itu terjadi gara2 ada bintang yang meledak trus debunya berputar2 dan akhirnya menggumpal2 dan mendingin dan terbentuklah planet2. Lalu awalnya bumi tuh kan ga ada apa2nya, trus banyak banget meteor2 yang nabrak bumi. Trus entah darimana dan bagaimana muncullah sel2, yang berkembang-berkembang dan terus berkembang sampai akhirnya jadilah manusia. Jadi, bisa kan kalau dibilang manusia itu terbuat dari bintang?"

Dipikir2 bener juga ya, celotehannya Arif itu. Walaupun mungkin itu bukan idenya sendiri, yah mungkin aja kan dia abis baca atau denger apa gitu yang isinya kurang lebih seperti itu dan kemudian dia ceritain ke gw dan Nila. Yang jelas inti omongannya dia tuh buat gw indah banget. Bayangkan.... kita ternyata terbuat dari bintang-bintang. Walaupun ga secara langsung.... kalian ngerti kan maksud gw?

No comments: